A. PENGERTIAN KOMUNIKASI, KOMUNIKASI INFORMAL
DAN JARINGAN KONTAK ( KOMUNIKASI)
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.
Pengertian
komunikasi informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu
organisasi , akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam
struktur organisasi . Fungsi komunikasi informal adalah untuk memelihara
hubungan sosial persahabatan kelompok informal , penyebaran informasi yang
bersifat pribadi dan privat seperti isu , gossip , atau rumor . Tentang
komunikasi informal sebaiknya tidak dilakukan berdasarkan informasi yang masih
belum jelas dan tidak akurat , carilah sumber informasi yang dapat dipercaya ,
selalu gunakan akal sehat dan bertindak berdasarkan pikiran yang positif .
Informasi
dalam komunikasi informal biasanya timbul melalui rantai kerumunan di mana
seseorang menerima informasi dan diteruskan kepada seseorang atau lebih dan
seterusnya sehingga informasi tersebut tersebar ke berbagai kalangan .
Implikasinya adalah kebenaran informasi tersebut menjadi tidak jelas atau kabur
. Meski demikian komunikasi informal akan untuk memenuhi kebutuhan sosial ,
mempengaruhi orang lain , dan mengatasi kelambatan komunikasi formal yang
biasanya cenderung kaku dan harus melalui berbagai jalur terlebih dahulu .
Jaringan
komunikasi adalah
saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orng ke orang lain.
Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai
dengan sumberdaya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang
menggabungkan beberapa struktur jarngan komunikasi. Jaringan komunikasi ini
kemudian merupakan sistim komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok
dalam mengirimkan pesan dari satu orang keorang lainnya. Kedua, jaringan
komunikasi ini bias dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan
oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.
Beberapa
pengertian jaringan komunikasi menurut beberapa ahli dapat disebutkan sebagai
berikut:
1).
Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan yang
terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang dilmbungkan oleh
arus komunikasi yang terpola.
2). Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih.
3). Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa.
4). Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239).
2). Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih.
3). Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa.
4). Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239).
B. PENGERTIAN
JENIS / TIPE PENGAWASAN
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja
yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance
and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah
proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan
apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities
conform the planned activities.
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh
pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil
yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin
bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”.
Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan
antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap
penyimpangan dan rencana yang berarti”.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja
standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk
menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber
daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien
mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan
hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka
perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan
baik.
JENIS-JENIS PENGAWASAN
1) Menurut Waktu Pelaksanaan
a. Setelah kegiatan
Pengawasan ini
disebut juga evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil kerja dari
setiap anggota kelompok dan untuk mengetahui kesalahan yang terjadi agar
kesalahan-kesalahan itu tidak berulang dimasa yang akan datang.
b. Pada saat kegiatan
Pengawasan ini lebih
bersifat control. Pengawasan ini lebih bertujuan untuk
memberikan
pengarahan-pengarahan untuk memperbaiki kinerja para anggota.
2) Menurut Cara
Pelaksanaan
a. Secara Langsung
i. Melakukan
pemeriksaan atau vervikasi
ii. Dengan latar
belakang tertentu, seperti ada dugaan penyimpangan atau karena ada kejadian
penting seperti pergantian kepengurusan
b. Secara tidak
langsung
i. Melakukan
review, yaitu mengawasi apa saja yang telah terjadi pada satu organisasi
ii. Rutin, yaitu
pelaksanaan pengawasan itu sendiri sudah diagrndakan sebelumnya.
3)
Menurut Subyek Pelaksanaannya.
a. Pengawasan
melekat;
Yaitu pengawasan yang
dilakukan oleh atasan langsung yang memiliki kekuatan (power) dilakukan secara
terus-menerus agar tugas-tugas bawahan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.
b. Pengawasan
Fungsional
Pengawasan yang
dilaksanakan oleh pihak yang memahami substansi kerja objek yang diawasi dan
ditunjuk khusus untuk melakukan audit independent terhadap objek yang diawasi.
c. Pengawasan
Masyarakat
Yaitu pengawasan yang
dilakukan masyarakat pada negara sebagai bentuk social control terhadap
penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan
masyakat negara yang demokratis.
d. Pengawasan
Legislatif
Pengawasan ini
dilakukan oleh DPR/DPRD sebagai lembaga legislative yang bertugas mengawasi
kinerja pemerintah.
C. PERKEMBANGAN ORGANISASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
organisasi.
Setiap organisasi selalu membutuhkan suatu
perubahan, perubahan tersebut sebagai reaksi terhadap perubahan dalam
lingkungan organisasi tersebut. Perubahan organisasi mengacu kepada hal yang
berkaitan dengan aktivitas pelaksanaan tugas di dalam suatu organisasi,
sehingga menuju kepada suatu keadaan di dalam perusahaan tersebut yang dianggap
lebih baik oleh pihak manajemen seiring dengan berjalannya waktu.
Restrukturisasi organisasi adalah salah satu dari bentuk perubahan organisasi.
Penyebab Perubahan:
- Internal : (Perubahan tujuan, Perubahan struktur
organisasi, Perubahan caraoperasional/aktivitas organisasi, dll)
1. Perubahan Internal yang Direncanakan (planned
internal change)
Misal: sebuah perusahaan melakukan akuisisi
perusahaan lain.
2. Perubahan Internal Tidak Direncanakan
(Unplanned internal change)
Misal: perubahan karakteristik demografis (jenis
kelamin, pendidikan, usia)
tenaga kerja pada suatu perusahaan.
- Eksternal : (Perubahan sistem ekonomi,
Teknologi baru,dll )
1. Perubahan Eksternal yang Direncanakan (planned
external change)
Misal: pengenalan teknologi baru
2.
Perubahan Eksternal Tidak Direncanakan (Unplanned external change)
Misal: perubahan kebijakan moneter sbg respon
perubahan politik&ekonomi
Tujuan utama Pengembangan Organisasi adalah untuk perbaikan fungsi organisasi itu sendiri. Peningkatan produktivitas dan keefektifan organisasi membawa implikasi terhadap kapabilitas organisasi dalam membuat keputusan berkualitas dengan melakukan perubahan terhadap struktur, kultur, tugas, teknologi dan sumber daya manusia. Pendekatan utama terhadap hal ini adalah mengembangkan budaya organisasi yang dapat memaksimalkan keterlibatan orang dalam pembuatan keputusan yang efektif dalam organisasi.
Menurut Robbins (1984), usaha PO pada umumnya diarahkan pada dua tujuan akhir, yaitu peningkatan keefektifan organisasi dan peningkatan kepuasan anggotanya. Lebih lanjut, Robbins merinci tujuan PO sebagai berikut:
(1) Meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan di antara anggota organisasi;
(2) Meningkatkan timbulnya konfrontasi terhadap masalah organisasi baik dalam
kelompok maupun antar-kelompok, sebagai kebalikan dari to sweeping problem under the rug;
(3) Terciptanya lingkungan dimana otoritas peran yang ditetapkan ditingkatkan dengan otoritas berdasarkan pengetahuan dan keterampilan;
(4) Meningkatkan keterbukaan komunikasi secara horisontal, vertikal dan diagonal
Ciri – ciri Pengembangan Organisasi.
Suatu strategi pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai, dan struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi baru, pemasaran dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri. Maka Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
4. Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi
SUMBER : perubahan-dan-perkembangan-organisasi.html