Halaman

Minggu, 15 Juni 2014

SEMI ILMIAH

Pengertian Karangan Semi Ilmiah
Pengertian karangan semi ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah.
Pengertian karangan semi ilmiah merupakan karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangan semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi, anekdot, hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah.

Mengarang merupakan kegiatan mengemukakan gagasan secara tertulis. Menurut Syafie’ie (1988:41), tulisan pada hakikatnya adalah representasi bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk visual menurut sistem ortografi tertentu. Banyak aspek bahasa lisan seperti nada, tekanan irama serta beberapa aspek lainya tidak dapat direpresentasikan dalam tulisan. Begitu juga halnya dengan aspek fisik, seperti gerak tangan, tubuh, kepala, wajah, yang mengiringi bahasa lisan tidak dapat diwujudkan dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam mengemukakan gagasan secara tertulis, penulis perlu menggunakan bentuk tertentu. Betuk-bentuk tersebut, seperti dikemukakan oleh Semi (2003:29) bahwa secara umum karangan dapat dikembangkan dalam empat bentuk yaitu narasi, ekposisisi, deskripsi, dan argumentasi.


Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah Populer
      Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal dari empat aspek, yaitu:
·         Struktur
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
·         Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
·         Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal .
·         Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut:
1.            Bahan berupa fakta yang objektif
2.            Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
3.            Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
4.            Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.

Sementara itu karakteristik karangan ilmiah populer yaitu:
1.            Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional dalam bidang lain.
2.            Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter.
3.            Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan “dingin” (tak-emosional) demi objektifitas, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan gaya informal, anekdot, personal, serta menghibur.
4.            Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta penuh dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah dibaca.
5.            Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.
6.            Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.

Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh sejawat atau dewan pakar sebagai “referee”, maka pertanggungjawaban isi karangan ilmiah populer cukup diberikan oleh editor majalah.

Bentuk-bentuk semi ilmiah

1. Artikel
Karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

2. Editorial
artikel dalam surat kabar atau majalah yangg mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.

3. Feature
Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa.

Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan karya ilmiah, antara lain:
· Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
· Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
· Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
· Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
· Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
· Memperoleh kepuasan intelektual;
· Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
· Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
1.            Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
2.            Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
3.            Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
4.            Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.
5.            Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi ilmiah
“Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan      ketika Anda    menulis.
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan (reference matter).
Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.




Resensi Novel Perahu Kertas




I. Identitas Buku
     Judul buku         : Perahu Kertas
      Penulis               : Dewi Lestari “Dee”
     ISBN                 : 978-979-1227-78-0
     Penerbit              : Bentang Pustaka dan Truedee Pustaka Sejati
     Editor                 : Hermawan Aksan
     Cetakan              : I, Agustus 2009
     Tebal                  : XII + 444 halaman; 20 cm
     Tahun Terbit        : 2010
     Jumlah Halaman  : 444 halaman
     Harga                  : Rp 69.000,-
     Cover                 :






Synopsis
Dimulai dari kisah seorang remaja bernama Keenan, yang baru saja lulus SMA, yang selama enam tahun tinggal bersama neneknya di Amsterdam. Namun karena perjanjian dengan ayahnya, Keenan terpaksa pulang ke Indonesia dan berkuliah di Bandung, di Fakultas Ekonomi. Sementara Keenan sendiri sangat tidak menginginkannya dan lebih memilih untuk menjadi seorang pelukis dibandingkan seorang businessman. Keenan memiliki bakat melukis yang kuat dari ibunya dan dia tidak mempunyai cita-cita lain selain menjadi pelukis.
Sementara, di sisi lain, ada Kugy, seorang gadis unik yang cenderung banyak kejutan di dalam kehidupannya. Kugy juga akan berkuliah di universitas yang sama dengan Keenan.
Tak jauh berbeda dengan Keenan, Kugy pun mempunyai cita-citanya sendiri, yaitu menjadi juru dongeng. Kugy sangat menggilai dongeng. Tak hanya mengkoleksi buku-buku dongeng dan punya taman bacaan, Kugy juga sangat senang menulis dongeng. Walaupun Kugy yakin menjadi seorang juru dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan yang akan diterima dengan mudah oleh khalayak umum. Akan tetapi, Kugy tak ingin lepas begitu saja dari dunia tulis menulis, Kugy lantas meneruskan pendidikannya di Fakultas Sastra. Kugy dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko merupakan sepupu Keenan. Sementara Noni merupakan teman Kugy sejak mereka berdua masih kecil. Mereka berempat akhirnya bersahabat karib.
Lambat laun, Kugy dan Keenan saling mengagumi dan tanpa mereka sadari mereka saling jatuh cinta, tanpa pernah ada kesempatan untuk saling mengungkapkan, dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan.  Kugy sudah mempunyai pacar bernama Ojos (panggilan yang semena-mena diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan saat itu sedang dicomblangkan oleh Wanda, seorang kurator muda, yang merupakan sepupu Noni. Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang sejak adanya Wanda.
Kugy lantas menjalani kegiatannya yang baru dan sibuk dengan kegiatan itu, yakni menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah Kugy bertemu dengan Pilik, muridnya yang nakal namun kelihatan cerdas. Pilik dan kawan-kawannya berhasil ditaklukan oleh Kugy dengan cara, ia membuatkan mereka kisah petualangan dengan mereka sebagai tokohnya, yang diberi judul: Jendral Pilik dan Pasukan Alit.  Kugy menuliskan kisah petualangan murid-muridnya itu di sebuah buku tulis, yang kelak diberikan kepada Keenan.
Hubungan Keenan dan Wanda yang semula mulus, akhirnya hancur dalam semalam. Begitu juga dengan impian Keenan yang selama ini ia bangun dan perjuangkan, kandas dengan cara yang mengejutkan bersamaan dengan hancurnya hubungan ia dengan Wanda. Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung dan keluarganya di Jakarta, lalu pergi ke Ubud dan tinggal bersama Pak Wayan yang merupakan sahabat ibunya.
Hari-hari bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman yang cukup disegani di Bali, sedikit demi sedikit mulai mengobati hati Keenan. Sosok yang sangat berpengaruh dalam penyembuhannya yaitu Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan pun akhirnya mulai bisa melukis lagi. Berbekal kisah petualangan Jendral Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan oleh Kugy, Keenan membuat lukisan-lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para korektor.
Kugy, yang kesepian dan kehilangan sahabat-sahabatnya di Bandung, menata ulang hidupnya. Ia cepat-cepat lulus kuliah dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywritter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius Aditya, atasan yang sekaligus sahabat abangnya, Karel. Dengan cara yang tak terduga karier Kugy naik daun dan menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu karena pemikirannya yang ajaib dan serba spontan.
Namun sosok Remigius tidak melihat Kugy dari sisi itu. Remi menyukai Kugy tidak hanya dari ide-idenya, tapi juga semangat dan sisi keunikan Kugy. Dan akhirnya Remi pun harus mengakui bahwa ia jatuh hati kepada Kugy. Sebaliknya, ketulusan Remi meluluhkan hati Kugy dan membuatnya memilih Remi.
Keenan tidak bisa selamanya tinggal di Bali. Kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, memaksanya untuk pulang ke Jakarta dan harus menjalankan perusahaan ayahnya karena tidak mempunyai pilihan lain. Pertemuan antara Keenan dan Kugy tidak bisa terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi dan bercanda seperti masa-masa jayanya dulu. Semuanya dengan kondisi yang berbeda. Dan kembali hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa memasrahkan dirinya kemana aliran cinta membawanya.
A. UNSUR INTRINSIK NOVEL
  1. Tema: Persahabatan
  2. Alur: Maju mundur
  3. Sudut Pandang: Orang ketiga tunggal. 
  4. Latar
    1. Tempat: Jakarta, jalan-jalan desa dekat stasiun tempat berhentinya kereta, warung
    2. Suasana: gerimis hujan yang membasahi tanah yang gersang
    3. Waktu: pagi, sing, malam.5.Tokoh & Penokohan
      1. Keenan      : sebagai anak Keenan memilki watak pasrah pada keputusan orang tuanya, jujur, penyayang, dingin dan cuek.
      2. Kugy          : mandiri, penyayang, setia, pengkhayal, dan berantakan serta pengertian.
      3. Wanda      : manja, sebagai anak orang kaya Wanda juga seorang kurator, dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan termasuk membohongi Keenan.
      4. Joshua       :  cerewet
      5. Jeroen       :  polos
      6. Noni          :  perhatian kepada sahabatnya, pencemburu.
      7. Eko            :  lucu, periang serta penyayang.
      8. Luhde        :  pemalu, penyayang, tenang dan kalem.
      9. Remi          :  romantis, ramah dan hangat pada semua orang
      10.  Adri          : bersifat keras dan tegas
      11.  Lena         : lebih fleksibel dan ramah.
      12. Wayan      : humoris dan berjiwa seni tinggi.
6. Gaya Bahasa: Bahasa yang digunakan dalam novel ini , adalah gaya bahasa yang mengikuti perkembangan zaman sekarang(modern) dan sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang sehingga novelnya dapat dengan mudah dimengerti.
­ 7. Amanat           : Terkadang tidak semua mimpi kita bisa kita raih begitu saja. Banyak pengorbanan yang harus dilakukan dan salah satunya adalah menjadi apa yang bukan diri kita inginkan,       seperti  halnya  Kugy.

B. UNSUR EKSTRINSIK NOVEL
Tentang           Penulis : Dewi Lestari, yang bernama pena Dee, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu Kertas ini sudah lebih dulu dilansir dalam versi digital (WAP) pada April 2008, dan kini diterbitkan atas kerja sama antara Truedee Books dan Bentang Pustaka. Naskah yang awalnya ditulis pada 1996 dan sempat ‘mati suri’ selama 11 tahun ini akhirnya ditulis ulang oleh Dee pada akhir 2007, menjadikan Perahu Kertas sebagai novel pertamanya yang bergenre populer. Perahu Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh, Supernova: Akar, Supernova: Petir, Filosofi Kopi, dan Rectooverso.

Kelebihan dan Kekurangan Novel
A.   Kelebihan
Novel ke enam karya Dewi Lestari atau yang sering dikenal “dee” ini menurut saya sangat menarik. Dimana novel ini mengulas tema persahabatan yang serat akan konflik yang menghanyutkan untuk para pembacanya. Dikemas dengan gaya bahasa yang lugas dan ringan serta sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang menjaikan novel ini dapat mudah dimengerti dan diniikmati oleh pembaca pada berbagai lapisan usia.
Novel ini begitu edukatif dikarenakan kita bisa banyak belajar dari novel ini. Mulai dari bagaimana kita harus tetap semangat dalam meraih mimpi-mimpi kita. Selain itu, novel ini juga penuh akan nilai-nilai positif serta makna kehidupan yang tidak hanya bercerita tentang remaja pada umumnya, tetapi bercerita tentang dinamika kehidupan empat orang remaja serta korelasinya dengan lingkungan internal.  Dengan pelukisan latar waktu dan tempat yang sangat mendetail tetapi tidak berlebihan, menambah daya tarik dari novel in dan membuat seolah pembaca ikut terlibat di dalamnya.
Sekilas novel Perahu Kertas tampak standar dan biasa-biasa saja karena bertemakan tentang cinta.  Tetapi tidak hanya bererita tentang cinta namun banyak unsur lain yang mendukung dan kuat dalam novel ini yang membuat novel ini begitu inspiratif dan edukatif, seperti tentang mimpi, persahabatan, dan kekeluargaan.
Penggambaran tokoh, latar, dan alur yang begitu kreatif dan jelas membuat para pembaca novel Perahu Kertas tidak segan-segan untuk bermain dengan dunia imajinasinya dan membayangkan secara nyata apa yang terjadi dalam ceritanya.


B.    Kekurangan
Dalam novel ini, penggambaran cerita banyak menggunakan setting tempat sehingga sangat dapat beresiko pembaca akan menjadi bingung dalam memahami latar tempat cerita tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman dan konsentrasi tinggi untuk para pembacanya.
Pada beberapa bagian cerita, terdapat cerita yang monoton sehingga timbul kesan kurang menarik dan timbul kebosanan pembaca dalam mendalami novel.
Sumber : novel perahu kertas