Halaman

Rabu, 19 Maret 2014

MENCARI TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN



Penalaran adalah proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu.

Ciri-ciri Penalaran :
1.      Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut logika.
2.      Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi.
  Contoh : Suatu lembaga kanker di Amerika melakukan studi tentang hubungan antara kebiasaan merokok dengan kematian. Antara tanggal 1 Januari dan 31 Mei 1952 terdaftar 187.783 laki-laki yang berumur antara 50 sampai dengan 69 tahun. Kepada mereka dikemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang kebiasaan merokok mereka pada masa lalu dan masa sekarang. Selanjutnya keadaan mereka diikuti terus menerus selama 44 bulan. Berdasarkan surat kematian dan keterangan medis tentang penyebab kematiannya, diperoleh data bahwa diantara 11.870 kematian yang dilaporkan 2.249 disebabkan kanker. Dari seluruh jumlah kematian yang terjadi (baik pada yang merokok maupun yang tidak) ternyata angka kematian di kalangan pengisap rokok tetap jauh lebih tinggi daripada yang tidak pernah merokok, sedangkan jumlah kematian pengisap pipa dan cerutu tidak banyak berbeda dengan jumlah kematian yang tidak pernah merokok. Dari bukti-bukti yang terkumpul dapatlah dikemukakan bahwa asap tembakau memberikan pengaruh yang buruk dan memperpendek umumr manusia. Cara yang paling sederhana untuk menghindari kemungkinan itu ialah dengan tidak merokok sama sekali.

Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

Macam – macam generalisasi :
Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang di simpulkan setelah di selidiki
 Contohnya setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. Dari kesimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
 Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
  Contohnya setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka gotong royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.

Analogi
Analogi adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan /referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus .
Contohnya : Bagaikan badai mengamuk, memorakporandakan segala sesuatu yang ditemui. Rumah-rumah berantakan, pohon-pohon bertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnya dataran yang luas dan sunyi dengan puing-puing gedung dan pohon-pohon yang tumbang. Demikianlah penderitaan telah membuatnya hancur luluh tanpa ampun. Rasanya tak ada lagi yang tersisa, kecuali badan yang hampa rasa, tanpa citra, cipta, dan karya.

Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab akibat.
Contohnya : Kemarin anton tidak memakai helm . Hari ini anton kecelakaan dan kepalanya bocor . Karena itu, Anton pasti  tidak menaati peraturan lalu lintas.

Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah Cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus
Contohnya : Pada pagi hari lalu lintas di Jakarta macet dikarenakan terlalu banyak kendaraan yang menuju daerah Jakarta dan semakin banyaknya para pegawai yang bekerja dijakarta memakai kendaraan pribadi.


Premis
Premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.Kemudian premis dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek)
Contohnya : Semua Tanaman membutuhkan air. Akasia adalah tanaman. Akasia membutuhkan air.
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi ( pernyataan ) dan sebuah konklusi ( kesimpulan ).
Contohnya : Barang siapa melanggar peraturan harus dihukum. Ia melanggar peraturan. Ia harus dihukum.

Entimem
Entimem adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme. Tetapi di dalam entimem premisnya dihilangkan / tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya : Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari. Pada malam hari tidak ada matahari. Pada malam hari tidak mungkin ada fotosintesis.

Proposisi
Proposisi adalah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Contohnya : Proposisi yang menyuguhkan “Semua orang Negro hitam” dan proposisi yang mengingkarinya “Semua orang Negro tidak hitam”.


Term
Term adalah suatu kata atau kelompok kata yang menempati subjek (S) dan predikat (P). Tidak semua kata adalah term , meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri merupakan ekspresi verbal dari pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri sebagai subyek atau predikat didalam suatu proposisi.
Contohnya : Orangtua asuh, Pecinta Alam. Binatang

   Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah penulisan hasil berpikir ilmiah yang di dalamnya mencerminkan ciri ilmu pengetahuan.

● Ciri Penulisan Ilmiah
a. Isi mencerminkan hakikat ilmu pengetahuan
b. Mengandung teori/semacam kerangka berpikir
c. Ada metodenya (cara mencari dan menemukan kebenaran)
d. Mengandung penalaran.

● Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.

● Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek/matra. Kelima aspek tersebut adalah:

a. Aspek keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antarbagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.

b. Aspek urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang harus didahulukan/ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu.Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah
c. Aspek argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat/temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.

      d. Aspek teknik penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal
e.  Aspek bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
Beberapa ciri bahasa ilmiah: kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri (saya, kami, kita), susunan kalimat efektif/hindari kalimat-kalimat dengan klausa-klausa yang panjang.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar