PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A. PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya.
B. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia.
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun. Penambahan/pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pacta dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Fertilitas)
3. Migrasi
Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap I 000 penduduk.
1. Kematian
ada beberapa tingkat kematian. Akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yakni :
Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Karena tingkat kematian itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Umpama laki-laki berusia
85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah.
Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus
D = Jumlah kematian
CDR=
Jum1ah kematian
-------------- X 1.000 jumlah penduduk .
2. Fertilitas (kelahiran Hidup)
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1) Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2) Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali).
3) Makin tua urnur wanita tidaklah berarti, bahwa kernungkinan rnernpunyai anak rnakin rnenurun.
4) Di dalarn pengukuran fertilitas akan rnelibatkan satu orang saja.
Tidak sernua wanita rnernpunyai kernungkinan untuk rnelakukan.
Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjernahkan sebagai kesuburan.
a. Facundity (kesuburan)
Facundity adalah lebih diartikan sebagai kernarnpuan biologis wanita untuk rnernpunyai anak.
b. Fertility (fertilitas)Fertilitas adalah jurnlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelornpok wanita. Yang dirnaksud dengan lahir hidup adalah kelahiran dengan tanda-tanda kehidupan rnisalnya : bernafas, bergerak, berteriak/rnenangis, ada denyutan jantung dan sebagainya. Pengukuran vertilitas selalu didasarkan atas jurnlah kelahiran hidup pada kelornpok penduduk pada periode tertentu.Tinggi rendahnya kelahiran dalarn suatu/ sekelornpok penduduk erat hubungannya dan tergantung pada : struktur urnur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pernbangunan ekonorni.Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR).Tingkat kelahiran kasar adalah jurnlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap I 000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut.
CBR = Jurnlah Jahir hidup
jurnlah penduduk pada pertengahan th. X 1000
General Fertility Rate (GFR) Angka Kelahiran Umum
GFR adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per I 000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif antara 15-44 tahun atau antara
15-49 tahun.
Jadi untuk menghitung angka kelahiran ini diperlu-kan jumlah penduduk wanita usia produktif/subur.
Rumus :
GFR =
Jumlah kelahiran hidup per tahun telCentu
Jumlah wanita usia subur pd pertengahan th.
Age Specific Fertility Rate (ASFR) Tingkat Kelahiran Khusus
ASFR menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur 15-49 tahun. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran di atas, karena pengaruh daripada variasi kelompok umur dapat dihilangkan. Oleh karena itu ada perbedaan yang jelas mengenai fertilitas wanita dalam tiap kelompok interval 5 tahun. Jadi kalau dituliskan dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut :
-----X K
Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur l tahun
Dalam kebanyakan analisa, kelompok umur yang berinterval lima tahun digunakan sebagai waktu untuk menghitung angka khusus menurut umur. Biasanya kelompok umur terendah adalah 15-19 tahun, sedangkan yang tertinggi dalam kelompok umur 20-an, lalu menurun ketingkat sedang bagi wanita umur 30-an. Angka pada kelompok setelah/di atas 39 tahun biasanya relatif kecil.
X 1000
Migrasi
Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Pengertian mobilitas lebih luas daripada migrasi, sebab mobilitas mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Sedangkan migrasi bila dikaitkan dengan unsur waktu di tempat yang baru misalnya minimal 6 bulan atau satu tahun. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat tinggal kurang dari batas waktu tersebut disebut melakukan mobiltias sirkuler
B.
Migrasi ini adalah merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dan keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.
Langkah-langkah seseorang migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain atau kawasan (areal) lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dahulu faktor-faktor sebagai berikut : 2>
persediaan sumber alam lingkungan sosial budaya potensi ekonomi
alat masa depan
Secara garis besar kemampakan migrasi di Indonesia dibagi menjadi dua kemampakan yaitu : urbanisasi dan migrasi intergional atau transmigrasi.
Akibat Migrasi.
a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan.Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya.Sebagian akibat dari penduduk yang rata-rata masih muda tersebut memungkinkan pertumbuhan penduduk yang pesat di kota, dan bagi pembangunan desanya sedikit banyak akan mempengaruhi kelancaran.
b. Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar jawa.Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat, sehingga pada tahun 2000 penduduknya menjadi sekitar 16,6 juta jiwa (SEHINGGA Jakarta akan menduduki urutan ke 10 dari kota- kota besar di dunia).
c. Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat keci1 dari basil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya sebesar 0,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin mempunyai peranan yang sangat penting hanya dapat untuk mengetahui :
Pertumbuhan penduduk di suatu daerah termasuk cepat atau lambat. Rasio ketergantungan.
Jumlah wanita dalam usia subur.
Jumlah tenaga kerja yang tersedia. Berdasarkan tempat tinggal.
Bentuk piramida bentuk.
Ada tiga jenis struktur penduduk :
1. Piramida penduouk muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita jumpai pada negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazilia, Indonesia.
2. Piramida Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda, Skandinavia.
3. Piramida penduduk tua
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesan dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia, Perancis
Rasio Ketergantungan (Dependency of ratio)
Dari komposisi penduduk menurut umur dapat dipakai untuk menghitung rasio ketergantungan. Yang dimaksud dengan rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang be1um produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Batas golongan umur produktif kerja (aktif ekonomi) masing-masing daerah/negara berbeda-beda. Biasanya terletak antara umur 15 tahun sampai
65 tahun. Sehingga dengan demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut :
penduduk 0-14 + penduduk 65 ke atas
DR---------------- X 100 penduduk 15-64
Jadi makin tinggi jumlah penduduk usia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungannya. Artinya beban penduduk pada kelompok umur produktif kerja (aktif ekonomi) untuk dapat menghasilkan barang atau jasa ekonomi bagi go1ongan umur muda dan jompo adalah tinggi.
Sebagai ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut DR kurang dari 62,33% adalah baik
DR 1ebih dari 62,33% jelek
Penggolongan umur penduduk dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan penghidupan produktivitas kerjanya dalam lapangan produksi.
Penggolongan menurut DW S1eumer :
0 - 14 go1ongan be1um produktif
15 - 19
20- 54
55- 64
golongan kurang produktif penuh golongan produktif
golongan tidak produktif penuh
65 ke atas golongan inproduktif
Penggolongan menurut Sumbarg :
0 - 15 golongan belum produktif
15 - 65 golongan produktif penuh
65 ke atas golongan produktif berkurang
Penggolongan menurut Widjojo, Pullerd dan John Clark.
0 - 14 golongan belum produktif
15 - 64 golongan produktif
65 ke atas golongan tidak produktif
C. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN Dl IN
DONESIA.
1. Zaman Batu sampai Zaman Logam
Upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu sampai zaman logam, sungguh akan berliku-liku, memerlukan waktu pembahasan yang panjang. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu itupun terbagi dalam :
Zaman batu tua (Palaeolithikum) Zaman batu muda (Neolithikum).
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar-kasar, misalnya kapak genggam.
Kapak genggam-kapak genggam semacam itu kita kenai dari Eropa, Afrika, Asia Tengah sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam ini tidak didapati orang di Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segi itu berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arab Selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke Semenanjung Malaka. Zaman batu muda (Neolithikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan mamhJa. Pada zaman ini. mereka mulai hidup menetap, membuat rumah. membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan betet nak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat keperluan penunjang kehidupanpun te1jadi. Penyelidikan-penyelidtkan lebih lanjut menemukan bahwa manusia-manusia zaman batu muda itu telah mengenal dan memiliki kepandaian nwngecor/mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan ke dalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya. Oleh karena itulah mercka mampu mernbuat aneka ragam senjata berburu dan berperang 'serta alat-alat lain yang mereka perlukan.
Bangsa-hanga Proto-Austronesia yang masuk dari Sernenanjung Indo China ke Indonesia itu membawa Kebudayaan Dongson, dan menyebar di lndonesia ia. Materi Dongson diantaranya berupa scnjata--;cnjata tajam dan kapak berhcntuk sepatu dari bahan perunggu.
B. KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA, DAN ISLAM.
1. Kebudayaan Hindu dan Budha.
Pada ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya ke
Pulau Jawa. Pcrpaduan atau akultura"i antara kebudayaan etempat dengan kcbudayaan
Hindu yang berasal dari India itu berlangsung luwedan mantap. Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau Budhi me masuk. ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama/ajaran Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari pada Hinduisme, sebab Budha me tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Walaupun demikian, kedua agama itu di Indone ia. khu usnya di Pulau Jawa tumbuh dan berkemhang berdampingan dengan cara damai. Baik penganut Hinduisme maupun Budhisme melahirkan k.arya-k.arya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitek.tur, seni pahat. St'ni ukir maupun seni aqra, eperti tercermin dalam bangunan dan arsitektur. relief-relief yang di haadirkan dalam candi-candi di Jawa Tengah ataupun di Jawa Timur. Candi candi yang dimaksud diantaranya: Borobudur,'Mcndut. Prambanan, Kalasan (Jawa Tengah). Badut, KidaL Jago, Singo ari, di ekitar kota Blitar, semuanya di wilayah propins1 di Jawa Timur.
Candi Borobudur adalah candi budha terbesar dan termegah di Asia Tenggara. bahkan tercatat sebagai salah satu bangunan kuno, yang termasuk dalam I 0 besar keajaiban dunia.
2. Kebudayaan Islam.
Pada a bad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang di sebut Wali Sanga. Titik sentrai penyebaran agama Islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya ke pulau Jawa sebelum abad ke-II sudah ada wanita Islam yang meninggal dan dimakamkan di kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia. teristimewa ke pulau Jawa berlangsung dalam suasana damai. Hal ini disebabkan karena Islam dimasukkan ke Indo nesia tidak dengan secara paksa, melainkan dengan cara baik-baik. Di samping itu disebabkan sikap toleransi yang dimiliki banga kita.
Pada abad ke-15, ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara negara yang dimaksud adalah : negara Malaka di Semenanjung Malaka, negara Aceh di ujung Pulau Sumatra, negara Ban ten di J awa Barat, negara Demak dipesisir utara Jawa Tengah, negara Goa di Sulawesi Selatan.
Didaerah-daerah yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agam Islam mempunyai pengaruh yang menda lam dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan. Demikian misalnya di Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra Timur, Sumatra Barat, dan pesisir Kalimantan. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
C. KEBUDAYAAN BARAT.
Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan Barat masuk ke negara tercinta Republik Indonesia ketika kaum kolonialis/penjajah mengedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (YOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaen muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial.
1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh.
2. Lapisan sosial kaum pegawai.
Dalam lapisan sosial kedua inilh pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemampuan/kemahiran bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.
Akhirnya masih harus disebut sebagai pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan agama Kristen Protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama (missie untuk agama
Katolik dan zending untuk agama Kristen) yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran dilakukan terutama didaerah-daerah dengan penduduk yang belum pernah mengalami
pengaruh agama Hindu, Budha atau Islam. Daerah-daerah itu nmanya :
iran Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah. Nusa Tenggara Timur. dan pedalaman Kalimantan.
Kebudayaan dan Kepribadian
Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan sistem kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaedah berisikan harapan-harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas. Suatu kaidah, misalnya kaidah hukum memberikan batas-batas pada perilaku seseorang. Batas-batas tersebut menjadi suatu peraturan permainan dalam pergaulan hidup. Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hukum adat. Di luar itu, ciri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari. Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat kegotong royongan adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada Republik Indonesia, dan terpatri meenjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar